Gekiga (剧 画) adalah gaya baru komik Jepang yang berkembang pada tahun 1959 dan menjadi populer di seluruh industri seni grafis Jepang pada tahun 1960. Gekiga secara harfiah juga di artikan sebagai gambar dramatis. Gekiga diciptakan oleh Yoshihiro Tatsumi dan diadopsi oleh kartunis Jepang lainnya yang serius tidak ingin keterampilan mereka hanya dikenal sebagai komik biasa atau “gambarnya aneh.”

Pengenalan Gekiga 1

Contoh dari gambar gaya manga (kiri) dan gambar gaya gekiga (kanan)

Tatsumi mulai menerbitkan “gekiga” pada tahun 1957. Gekiga jauh berbeda dari manga kebanyakan pada waktu itu, yang ditujukan untuk anak-anak.

Gekiga bertolak belakang dengan manga. Saat manga hanya berisi humor dengan cerita-cerita yang ringan, gekiga hadir dengan cerita yang lebih berat dan kompleks. Gekiga dianggap sebagai alternatif dari manga yang kemudian membawa perubahan terhadap perkembangan komik Jepang. Visualisasi dalam gekiga lebih berkembang karena komikus-komikus gekiga mengeksplorasi gaya gambar yang sebelumnya tidak digunakan dalam manga, didukung juga oleh cerita-cerita yang sebelumnya tidak ada pada manga seperti aksi sadis, pembunuhan, dan cerita-cerita seksual. Gekiga diartikan dalam berbagai pendapat, namun “gambar dramatis” adalah istilah yang paling mendekati.

Komikus Indonesia Toni Masdiono mengatakan bahwa dalam penggambaran komik gekiga, teknik pewarnaan tidak seperti pada manga yang seringkali menggunakan rugos. Rugos atau tonal pada manga sama seperti arsiran pada komik gekiga. Gekiga menggunakan garis yang lebih tebal dan arsiran yang lebih gelap, sementara pada manga terkadang tidak menggunakan unsur gelap terang.

Cerita pada gekiga lebih masuk akal sesuai dengan realita dan isu yang berkembang di masyarakat. Terkadang cerita gekiga mengandung kritik atau merepresentasikan seseorang, namun disamarkan kedalam cerita yang berbeda.

Di Jepang gekiga digambarkan seperti realita yang dilihat dan dirasakan oleh pengarang. Bisa dibilang bahwa gekiga adalah representasi dari realita, tragedi, peristiwa, atau fenomena yang sedang berlangsung. Seringkali representasi yang digambarkan dalam gekiga terlalu mengganggu dan menyindir bagi sebagian masyarakat sehingga menuai kritik.

Cerita dalam komik gekiga Tatsumi mengandung realita dari kehidupan masyarakat perkotaan hingga bagian yang paling tersembunyi, misalnya saja prostitusi dan seks bebas. Dalam beberapa judul komiknya, Tatsumi mengangkat profesi-profesi seperti pemberi makan belut, pembersih jendela, dan fotografer pada zaman Perang Dunia Ke-II. Profesi-profesi yang diterapkan kepada beberapa protagonis dalam komiknya adalah profesi yang cenderung dipandang sebelah mata oleh masyarakat, hal ini adalah salah satu wujud kepedulian Tatsumi terhadap pekerja-pekerja yang terasingkan dari masyarakat.

Secara visual Tatsumi menggambarkan gekiga dengan banyak menggunakan bayangan, meskipun tidak semua panel dalam komiknya digambarkan dengan bayangan yang pekat. Tatsumi menggunakan bayangan-bayangan yang pekat dalam komiknya untuk menambahkan kesan kelam dan dramatis.

Gekiga mampu menarik minat masyarakat untuk membaca komiknya, namun hal ini disebabkan oleh rasa ingin tahu masyarakat terhadap kritik yang Tatsumi gambarkan dalam komiknya terhadap masyarakat itu sendiri.

Kritikan Tatsumi yang sangat dekat dengan masyarakat berpotensi untuk menyakiti perasaan masyarakat yang pada saat itu masih sangat sensitif pasca Perang Dunia ke-II. Meski dengan banyaknya kritik yang terdapat dalam gekiga Tatsumi, gekiga tidak jatuh begitu saja. Beberapa komik gekiga karya komikus yang lain masih banyak digemari pada saat itu, sehingga Tatsumi juga masih melanjutkan membuat karya-karya gekiganya.

Berikut ini adalah daftar dari artis manga yang dikenal telah membuat karya-karya dari perspektif gekiga:

• Seiichi Hayashi (Red Colored Elegy, Red Red Rock, Gold Pollen)

• Ryoichi Ikegami (Spider-Man: The Manga)

• Ikki Kajiwara (Karate Jigoku-hen)

• Noboru Kawasaki (Star of the Giants)

• Kazuo Koike (Lone Wolf and Cub)

• Goseki Kojima (Lone Wolf and Cub)

• Masahiko Matsumoto (Cigarette Girl)

• Takao Saito (Golgo 13)

• Sanpei Shirato (Kamui)

• Yoshihiro Tatsumi (A Drifting Life)

• Osamu Tezuka (beberapa dari komiknya yang berorientasi dewasa seperti MW, The Book of Human Insects, Apollo’s Song, Alabaster, Barbara, Ayako, Buddha, Message to Adolf)

• Tadao Tsuge, adik laki-laki dari Yoshiharu Tsuge yang juga menerbitkan di majalah Garo.

• Yoshiharu Tsuge (Screw Style)

Sumber: Wikipedia

Mitōhan
Retired (27/10/2023)

Baku, Binatang Suci Pemakan Mimpi Buruk Manusia

Previous article

Hirohiko Araki Mengatakan Dia Tidak Akan Pernah Membuat JoJo’s Bizarre Adventure Jika Dia Tidak Membaca Sherlock Holmes

Next article

Comments

You may also like