Anime Jaku-Chara Tomozaki-kun ini diproduksi oleh Studio Project No.9 yang disutradarai Shinsuke Yanagi (Ryuuou no Oshigoto!). Mengangkat dari light novel karya Yuuki Yaku dan ilustrasinya dibuat oleh Fly. Cerita ini bergenre drama, romance, school, namun bagi saya anime ini tidak dominan dengan cerita romantiknya, tetapi lebih keunsur drama baik dari MC maupun karakter di lingkungan sekitarnya.

Mengisahkan seorang gamer culun bernama Tomozaki Fumiya yang merasa dirinya adalah karakter bawah tak ternilai, serta membenci kehidupan para riaju,dan menganggap bahwa dunia realistis adalah ‘game ampas’. Pandangan ini pada akhirnya akan berbalik, ketika Tomozaki bertemu lawan sengitnya di game favoritnya Tackfam yaitu, Nanashi yang ternyata dikendalikan oleh Aoi Hinami seorang top riaju di kelasnya. Berawal dari pertemuan itu, Tomozaki mulai merubah dirinya berkat saran-saran dari Aoi Honami yang menganggap bahwa dunia realistis adalah ‘game dewa’.

Jadi, langsung to the point saja, saya akan memberikan penilaian dari beberapa sudut anime ini.

  • Grafis

Anime ini dapat dikatakan biasa saja jika dilihat dari sisi grafis. Tidak terlalu bagus, namun juga tidak terlalu buruk. Bagi serial anime yang keluar di tahun 2021, saya merasa tidak ada perubahan dengan anime yang saya tonton di tahun-tahun sebelumnya. Penilaian saya ini berdasarkan apa yang saya lihat, dibeberapa scene di mana ada miss yang terlihat. Namun ada hal yang perlu saya tegaskan disini, bahwa ini hanya penilaian awam saya. Kalian dapat melihat dan menilai sendiri dengan menonton animenya.

  • Karakter

Jaku-Chara Tomozaki-kun : Keinginan Untuk Menjadi Seorang Normies 1

Top karakter favorit saya tentu saja adalah Aoi Honami. Aoi memiliki semangat dan tekad yang besar untuk meraih apa yang menjadi tujuannya. Waifu ideal dengan segala kemampuan dan bakatnya. Terlepas dari itu, karakter seperti Nanami Minami, Kikuchi Fuuka, dan Izumi Yuzu juga memiliki sisi menarik tersendiri. Kikuchi misalnya, dia adalah seorang gadis kutu buku dengan sedikit pemalu dan ketenangannya ditambah dengan keimutannya yang manis. Sedangkan untuk karakter laki-laki seperti Mizusawa Takahiro, Nakamura Shuuji, dan Tekei beberapa menunjukkan sikap yang cukup realistis. Dari semua karakter laki-laki Mizusawa adalah best charanya.

Terkhusus untuk main character, Tomozaki Fumiya ia adalah gambaran otaku game yang culun, namun bukan berarti dia seorang pecundang yang tidak dapat berubah. Saya yakin, bagaimana pun juga seoarang laki-laki dipandang tampan atau tidaknya secara relatif, jadi dasar dari perubahan menuju riaju itu ada pada segi komitmen diri sendiri dan mental yang siap bangkit ketika sakit.

Karakter-karakter pada anime ini tidak digambarkan secara jelas masa lalu mereka. Kalian dapat mengira-ngira dan menyimpulkan sendiri secara objektif masa lalu mereka yang terhubung dengan konflik kecil di anime ini.

  • Plot

Jaku-Chara Tomozaki-kun : Keinginan Untuk Menjadi Seorang Normies 2

Dalam anime ini, saya rasa hanya ada sedikit konflik dan itu tidaklah seberat anime sejenisnya, seperti Oregairu atau Seishun Buta Yarou wa Bunny Senpai. At least, anime ini memberikan beberapa gambaran yang cukup menarik misalnya, Ketika Misuzawa yang terlihat chill disetiap momen, tapi pada akhirnya Ia juga menggunakan dua muka.

Pokoknya masalah plot, anime ini cukup mainstream, namun juga realistis.

  • Amanat

Jaku-Chara Tomozaki-kun : Keinginan Untuk Menjadi Seorang Normies 3

Dalam sebuah cerita, pastilah terdapat pesan yang ingin disampaikan, baik secara tersirat ataupun tersurat. Anime Jaku-Chara Tomozaki-kun ini, seperti yang diketahui berawal dari seorang ‘karakter kelas bawah’ yang ingin berubah menjadi pemain yang dapat bersaing dengan ‘pemain kelas atas’ dengan cara menjadi riaju. Kita tidak bisa terjun ke masyarakat, jika tidak menjadi riaju.

Tomozaki kikuk, canggung, dan tidak kompeten jika berurusan dengan lingkungan sekitarnya, ini sebenarnya cukup realistis. Dari apa yang saya tangkap, anime ini ingin menyampaikan, bahwa menjadi riaju tidak sesulit apa yang dibayangkan. Semua tergantung pada komitmen dan mental kita.

Judul yang saya canangkan, terinspirasi dari amanat yang saya tangkap pada anime ini.

  • Kesimpulan

Hanya ada satu kata untuk mewakili anime ini, Mainstream. Namun itu semua terbayar dengan karakter yang menarik, serta tema yang diangkat. Melihat Tomozaki Fumiya mengingatkan saya akan hal-hal yang membuat saya paham pentingnya menjadi riaju di dunia nyata.

Hal yang benar bila setiap seseorang mempunyai prinsip dan idelisme tersendiri, tetapi setiap individu tidak dapat menopang semuanya sendiri. Menjadi orang normal tidaklah salah, namun itu semua bergantung pada penilaian dari setiap individu terhadap langkah yang diambil, baik positif maupun negatif.

startrik

Iklan Kedua Anime TV Cestvs: The Roman Fighter Ungkap Lagu Penutup yang Dibawakan oleh Sarasa Kadowaki

Previous article

THE iDOLM@STER Starlit Season Menampilkan PV Pertamanya

Next article

Comments

More in Simak

You may also like