Pergi ke Isekai, menjadi over power, mungkin ditambah unsur harem, lalu bergelar pahlawan adalah alur mainstream Isekai modern era sekarang, tetapi pernahkah Anda menikmati Anime Isekai dengan alur yang biasa layaknya genre Slice Of Life di anime yang non-isekai?. Ya, anime Honzuki no Gekokujō ini misalnya, dengan alur yang menurut saya tidak terlalu dark dan konflik yang tidak menggunakan kekuatan hingga berdarah-darah, anime berlatar Isekai ini yang menurut saya anti-mainstream.

Hal-hal unik yang diperjuangkan dan dikisahkan dalam anime ini menyangkut nilai-nilai yang bila kita berada di era sekarang, kita akan menyepelekkannya yaitu huruf dan buku atau lebih luasnya literasi. Tokoh utama dalam anime ini Urano Motosu alias Mayn nama yang dicanangkannya saat berada di Isekai adalah seorang bibliofil. Soal buku jangan ditanya, namun agaknya isekai yang biasanya digambarkan dengan bangunan Eropa abad pertengahan atau lebih lama lagi, di mana warganya yang masih kental dengan konflik sesama manusia dan/ monster, serta rendahnya nilai literasi tidak menjadi tempat indah bagi si MC. Terkesan aneh tapi itu penting, yang diingini MC bukanlah kekuatan melainkan buku.

(•) Kisah

Honzuki no Gekokujō : Isekai dan Buku 1

Singkatnya, ada seorang perempuan bernama Urano Motosu yang sangat menyukai hobinya yaitu membaca, bahkan ia sampai lupa waktu karenanya. Setelah lulus ia bekerja yang masih berhubungan dengan hobinya, Urano bekerja sebagai pustakawati disalah satu perpustakaan. Penyebab kematiannya, diduga akibat tertimpa buku di perpustakaannya itu. Akibatnya dia meninggal dan kemudian bangkit lagi di dunia lain (Isekai).

Saat berada di Isekai Urano dibangkitkan dengan menggunakan tubuh dari seorang anak kecil bernama Mayn yang kurang lebih berusia 5 tahun. Sepertinya dia tidak terlalu perduli dengan itu, yang terpenting baginnya adalah buku. Namun, buku merupakan komoditas langkah dan hanya bangsawanlah yang memilikinya. Disinilah awal dari kisah Mayn(Urano) untuk membuat sebuah buku yang nantinya ia kembangkan lagi labih jauh agar seperti buku di dunia asalnya sebelum dia meninggal.

(•) Alur Santai Tapi Menyenangkan

Honzuki no Gekokujō : Isekai dan Buku 2

Anime slice of life pada umumnya memberi ketenangan, terutama SOL yang berlatar di sekitar kehidupan biasa. Berbeda dengan anime Honzuki no Gekokujō yang menyediakan slice of life menenangkan, tetapi berada di isekai. Meskipun digambarkan sedemikian rupa, konflik tetaplah ada hanya saja lebih cenderung ke psikologis dan perasaan.

Konflik tersebut akan ada disela-sela perjalanan Mayn dalam usahanya membuat buku. Konflik ini tidak hanya monoton dengan satu individu atau kelompok saja, melainkan dengan beberapa orang seperti keluarga, teman, para tokoh supranatural, militer, hingga mungkin kaum bangsawan lain.

Main character disini, sebenaranya agak sedikit OP, namun demikian hal tersebut seperti tambahan saja untuk cerita. MC lebih merujuk pada tingginya pemikiran dan kepekaan terhadap sesama mengingat di dunia sebelumnya ia sudah berumur 20an.

Mayn akan mendapat kendala-kendala dan semua itu akan ia selesaikan dengan metode yang relatif realistis dan logis. Jangan lupakan Mayn adalah seorang kutu buku akut, maka dari itu penyelesain-penyelesain konfliknya akan menarik karena tidak berkutat pada kekuatan fisik, namun diplomasi dan negosiasi. Hal tersebut mencerminkan pemikiran dewasa yang ideal, meski Urano dibangkitkan menggunakan tubuh anak kecil bernama Mayn

(•) Amanat dalam Cerita

Honzuki no Gekokujō : Isekai dan Buku 3

Tinggal di negeri yang masih buta huruf, sistem feodal dan hierarki agaknya menjadi tantangan yang harus Mayn lewati. Para masyarakat Isekai ini masilah terbelakang karena kurangnya membaca atau menghitung. Akibatnya masih banyak segelintir orang yang berbuat sesuatu dengan egonya dan unsur kejahatan yang merugikan orang lain. Jelaslah nilai-nilai literasi sebagai penutun untuk masyarakat yang adil dan sejahtera dibutuhkan, namun hal tersebut tidak mudah di era MC hidup.

Dalam serial tersebut, Mayn menyadari akan keterblakangannya pemikiran – pemikiran di lingkungan sekitarnya tidak seperti di dunia sebelumnya yang dia tinggali. Jangankan membaca, menghitung saja kebanyakan tidak mampu. Mudah untuk memonopoli masyarakat demi menifestasi semata.

Adanya buku-buku yang diperjuangkan MC mungkin akan memajukan negeri ini dari sisi pemikiran, ekonomi, sosial, bahkan politik yang merugikan. Menunjukkan pentingnya nilai literasi sangat menentukan kesejahteraan suatu negara.

(•) Kesimpulan

Cerita ini mudah dipahami, konfliknya terlihat mudah namun MC tidak hanya berkutat pada satu konflik saja. Agaknya tujuan MC membuat buku masilah panjang. Plot yang mudah dipahami serta berjalan santai akan membuat kita betah untuk menyimaknya. Isekai tidak hanya digambarkan dengan peperangan saja namun juga pemikiran, inilah yang jarang kita temui di cerita-cerita isekai lain. Pentingnya nilai membaca adalah awal dari meningkatkan nilai literasi yang mensejahterakan masyarakat suatu negeri.

startrik

Waka Hirako (Kreator My Broken Mariko) akan Meluncurkan Manga Baru pada Musim Panas Tahun Ini

Previous article

Manga Kara Sawagi Karya Kazune Kawahara Berakhir

Next article

Comments

More in Simak

You may also like